Lagu "Sekti" dari Eri Pras dengan Ponidi — ini seperti mencampur nanas dengan pizza: tergantung selera! Kamu mulai mendengarkan, dan bit-nya begitu keren, bikin pengen goyang, lalu Ponidi datang dan bilang: "Eh, aku juga ada di sini!" Dan kamu bilang: "Ah, halo, kamu siapa?" Eri tentunya tetap menjaga kualitas, suaranya terdengar hangat, seolah membungkusmu dengan selimut. Tapi vokal Ponidi kadang terdengar seperti orang yang lupa bahwa dia datang ke pesta dan memutuskan untuk memberikan versinya sendiri dari "Voice". Begitulah kadang: satu orang berdansa dengan ritme, sementara yang lain bersikeras mencoba melakukan gerakan "keren". Sepertinya, Eri sebenarnya bisa menangani komposisi ini tanpa "melompat-lompat" sama sekali. Dia menciptakan suasana yang membuat ingin mendengarkan terus menerus. Tapi Ponidi sepertinya ingin menambah sedikit aksi, tapi pada akhirnya terlihat seperti tamu tak diundang di pernikahan. Kadang kamu melihatnya dan berpikir: "Mungkin dia hanya salah lagu?"
Lagu ini, penuh dengan lelucon dan suasana ironis yang ringan, mewakili interaksi menarik antara dua artis. Sekilas, suara Ponidi tampaknya sangat tidak cocok untuk duet dengan Eri Pras, yang terkenal dengan penampilan melodikanya. Komentar penonton tentang ini penuh dengan sarkasme lucu dan metafora yang cukup ekspresif. Ponidi, dengan vokalnya yang khas "abu-abu", seolah keluar dari suara keseluruhan, menciptakan suasana yang kadang terlihat bahkan komikal. Ya, dia memberikan kontribusinya, tetapi itu lebih merupakan pengaruh destruktif pada komposisi secara keseluruhan. Misalnya, di media sosial terdengar frasa tentang Ponidi yang "merusak" suasana dan "menghancurkan" mood. Sementara itu, Eri Pras, berbeda dengannya, terlihat seperti maestro sejati, dengan intonasi dan penyampaian yang ramah.
Menarik untuk mengamati bagaimana reaksi publik berayun antara kekaguman dan ketidakpuasan yang menyenangkan. Beberapa bercanda bahwa Ponidi seharusnya "hanya mematikan gitar", sementara Eri Pras dengan tenang bisa tampil solo tanpa kehilangan suara uniknya. Terasa bahwa dengan setiap komentar baru, tingkat ironi meningkat, sementara ulasan serius semakin sedikit. Orang-orang tidak bisa menahan diri dari komentar lucu tentang ketidakcocokan para artis. Tetapi meskipun ada beberapa kritik, tidak bisa disangkal bahwa dinamika ini menambah sentuhan "pedas" pada pengalaman mendengarkan. Ponidi telah menjadi semacam "badut" dalam duet musik ini, yang pada akhirnya menarik perhatian penonton. Suaranya, meskipun membuat tersenyum, mengingatkan kita betapa pentingnya menciptakan harmoni dalam karya musik.
Duet ini memang menjadi "trending", dan ini tidak mengherankan. Di satu sisi, publik datang untuk mendengarkan Eri Pras, dan di sisi lain — untuk melihat kolaborasi "konyol" ini. Akibatnya, muncul dinamika yang hanya memicu minat terhadap komposisi tersebut. Mungkin inilah rahasia konten yang sukses di dunia modern — kontras dan kolaborasi yang tidak terduga yang memicu emosi penonton, dari tawa hingga kebingungan.
Lagu ini terlihat seperti pertunjukan yang cerah, tetapi sedikit absurd, di mana setiap artis membawa sesuatu yang unik, meskipun tidak selalu sesuai dengan konsep keseluruhan. Publik tidak membiarkan satu pun detail diabaikan — baik vokal maupun gaya penampilan. Pada akhirnya, kita melihat bahwa kolaborasi yang tidak biasa seperti inilah yang membantu musik tetap hidup dan relevan, memicu minat terhadap berbagai artis dan gaya mereka.
20 Oktober 2024